AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
(Foto: thinkstock)
Selain dalam pasta gigi antibakteri, triclosan juga sering dipakai dalam sabun cuci tangan dan kosmetik. Bahkan saat pertama kali ditemukan 50 tahun lalu, senyawa ini juga digunakan untuk membersihkan permukaan kulit saat operasi.
Namun belakangan ini, penggunaan triclosan justru membuat Scientific Committee on Consumer Safety di Uni Eropa dan FDA di Amerika Serikat khawatir. Pasalnya, senyawa ini diduga bisa memicu resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik.
Penelitian laboratorium menunjukkan senyawa ini dapat menyebabkan mutasi gen pada beberapa jenis bakteri, di antaranya E coli, salmonella dan listeria. Dikhawatirkan mutasi itu akan membuat pengobatan infeksi menjadi tidak efektif.
Meskipun demikian, bahaya triclosan masih sebatas peringatan karena dinilai masih kurang cukup bukti. FDA menyarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk memastikan dugaan tersebut.
Dikutip dari Dailymail, Rabu (13/10/2010), fungsi triclosan dalam pasta gigi adalah mengurangi bakteri penyebab plak. Apabila tidak dikendalikan, bakteri-bakteri tersebut bisa memicu gingivitis atau radang gusi.
Penggunaannya semakin populer dari tahun ke tahun. Investigasi terbaru dari US Centres for Disease Control and Prevention (CDC) bahkan menunjukkan 75 persen air kencing warga Amerika mengandung triclosan.
Komentar