Langsung ke konten utama

Gemuk Bisa Ditularkan oleh Virus

Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
San Diego, Obesitas atau kegemukan selalu dikaitkan dengan faktor genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor lingkungan lain. Tapi baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa obesitas disebabkan oleh virus yang dapat menular.

Ilmuwan menemukan bahwa 'ledakan' obesitas khususnya di dunia Barat selama 30 tahun terakhir ini salah satunya disebabkan oleh virus yang dapat menular layaknya penyakit infeksi.

Penelitian telah menemukan bukti baru untuk penyakit yang disebut infectobesity, yaitu obesitas yang ditularkan dari orang ke orang seperti infeksi.

Virus yang bertanggungjawab pada obesitas ini adalah strain dari adenovirus, versi yang juga menyebabkan flu biasa. Virus ini sudah diberi label 'virus gemuk'.

Ada lebih dari 50 strain adenovirus yang diketahui menginfeksi manusia. Tetapi virus yang dikaitkan dengan obesitas pada manusia hanya satu, yaitu adenovirus 36.

Ilmuwan di University of California, San Diego telah menemukan bahwa anak-anak yang menunjukkan bukti infeksi adenovirus 36 lebih cenderung menjadi gemuk.

Untuk menyelidiki hal ini, ilmuwan mempelajari 124 anak usia 8-18 tahun dengan variasi berat badan. Hasilnya, lebih dari 20 persen anak yang mengalami obesitas terinfeksi adenovirus 36.

Anak-anak yang membawa virus gemuk memiliki berat rata-rata 23 kg lebih besar dari anak yang tidak terinfeksi. Bahkan, adenovirus bisa menyebabkan anak kelebihan berat badan hingga 40 kg lebih besar.

"Obesitas perlu menjadi perhatian utama, khususnya bagi anak-anak. Karena obesitas bisa membawa masalah kesehatan di masa depan, seperti penyakit jantung, penyakit hati dan diabetes," jelas Profesor Jeffrey Schwimmer, profesor pediatri klinis yang memimpin penelitian, seperti dilansir dari Independent, Kamis (20/10/2010).

Studi laboratorium menunjukkan bahwa virus menginfeksi sel-sel lemak yang belum matang, sehingga mendorongnya untuk berkembang biak dan tumbuh lebih cepat.

"Ini mungkin mekanisme obesitas, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi dan mencegah virus penyebab obesitas ini," tutup Prof Schwimmer.

Hasil temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics Amerikan Serikat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius . Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi . [11] Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi . Setelah Bulan , planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan magnitudo tampak Sebesar −4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan. [12] Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja. Venus adalah planet kebumian dan kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip (Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi). Namun, dalam hal lain planet ini sangat berbeda dari Bumi. Planet ini memiliki atmosfer terpadat di antara empat planet kebumian

Oksigen yang Banyak di Dalam Tubuh Bisa Kurangi Berat Badan

Vera Farah Bararah - detikHealth (Foto: thinkstock) Jakarta, Bernapas adalah salah satu komponen kunci dari pembakaran lemak. Semakin banyak oksigen di dalam tubuh maka semakin banyak lemak yang bisa dibakar. Bagaimana prosesnya? Asal tahu saja, rantai panjang lemak terdiri dari oksigen, karbon dan hidrogen. Lemak ini dapat membantu mensintesis hormon, menjaga kulit tetap sehat , melindungi organ tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan meningkatkan fungsi sel yang sehat. Tapi jika jumlahnya berlebih, maka lemak ini bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu pada seseorang. Lemak yang berasal dari makanan akan dipecah oleh sistem pencernaan menjadi struktur kecil-kecil sehingga bisa masuk ke dalam sel. Struktur dari lemak ini akan mengalami proses kimia, proses ini bisa bekerja dengan baik jika memiliki kadar osigen yang cukup. Jika kadar oksigennya kurang, maka proses pembakaran lemak ini akan berhenti. Bisakah latihan pernapasan membantu mengurangi jumlah lema