Merry Wahyuningsih - detikHealth
(Foto: thinkstock)
BPA (Bisphenol-A) sering dipakai luas dalam pembuatan produk-produk konsumen seperti botol plastik keras, metal atau kaleng makanan dan minuman. BPA paling banyak terdapat pada botol-botol keras seperti pada botol susu bayi. Studi lain juga menemukan BPA terdapat pada kertas bon.
Dari banyak studi, BPA ditemukan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Tapi untuk pertama kalinya, ilmuwan mengidentifikasikan perubahan hormon seks yang terkait dengan paparan BPA pada pria.
Studi terbaru ini dilakukan oleh sekelompok peneliti internasional yang dipimpin oleh Peninsula Medical School dan University of Exeter menganalisis data dari studi InCHIANTI, yaitu sampel populasi orang Italia.
Dalam studi tersebut, diselidiki 715 orang dewasa berusia antara 20 dan 74 tahun. Peneliti mengukur jumlah BPA yang diekskresikan dalam sampel urine per hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur beban BPA yang diekskresikan sehari-hari oleh orang dewasa, juga menguji hubungan antara total paparan BPA dengan estrogen serum dan konsentrasi testosteron.
Peneliti menemukan bahwa pria yang lebih tinggi terpapar BPA memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi dalam darahnya. Peneliti mengatakan perubahan itu sederhana dan tidak ada perubahan yang signifikan pada wanita.
"Ini merupakan studi besar BPA pertama dari negara Eropa. Hal ini juga menunjukkan bahwa paparan yang lebih tinggi untuk BPA secara statistik terkait dengan perubahan sederhana di tingkat testosteron pada pria," ujar David Melzer, profesor Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat di Peninsula Medical School, Exeter, Inggris, seperti dilansir dari CNN, Selasa (7/9/2010).
Melzer mengatakan ini adalah langkah pertama dalam pembuktian bahwa BPA dapat aktif dalam tubuh sebagai akibat dari tingkat pemaparan biasa dan penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk pembuktian ini.
Komentar