Langsung ke konten utama

Demensia Ancaman Kesehatan Terbesar Abad Ini

Irna Gustia - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Penyakit demensia atau pikun menjadi ancaman kesehatan terbesar di abad ini. Berbeda dengan penyakit parah lain seperti kanker yang masih bisa diobati, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan demensia.

Menurut dr Rizaldy Pinzon, Mkes, SpS dalam tulisannya didetikhealth, demensia adalah terminologi medis untuk pikun. Demensia menunjukkan adanya kemunduran yang terus menerus dari proses memori dan intelektual otak.

Data World Alzheimer Reports mencatat demensia akan menjadi krisis kesehatan terbesar di abad ini yang jumlah penderitanya terus bertambah.

Data terbaru menunjukkan, di tahun 2010 jumlah penduduk dunia yang terkena demensia sebanyak 36 juta orang dengan biaya perawatan yang harus dikeluarkan mencapai US$ 604 miliar (sekitar Rp 5.400 triliun).

Jumlah penderitanya diprediksi akan melonjak dua kali lipat di tahun 2030 sebanyak 66 juta orang dengan biaya yang harus dikeluarkan US$ 1,1 triliun (sekitar Rp 9.900 triliun). Kedua jumlah di atas merupakan 1 persen anggaran belanja global (GDP).

"Hanya dalam dua dasawarsa, jumlah orang yang menderita demensia di seluruh dunia sudah berlipat ganda dan para ahli memperingatkan akan terjadinya krisis kesehatan yang paling signifikan pada abad ke-21," kata Prof Martin Prince yang menulis laporan world alzheimer seperti dilansir BBC, Kamis (23/9/2010).

Menurut dr Rizaldy, demensia menunjukkan adanya kemunduran yang progresif dari proses memori dan intelektual otak. Karena berbagai fungsi otak seperti berbahasa, orientasi, kalkulasi atau berhitung, berpikir abstrak, dan pengambilan keputusan terganggu.

Pada tahap yang lebih lanjut, penderita pikun juga tidak dapat merawat dirinya sendiri. Gejala pikun ini tidak muncul mendadak tapi gejalanya sudah muncul beberapa tahun sebelumnya, yang diawali dengan mudah lupa.

Sebagian kasus demensia adalah demensia Alzheimer. Semakin tua seseorang akan semakin rentan untuk terkena demensia. Penyebab lain demensia adalah demensia vaskuler (akibat gangguan pembuluh darah otak), demensia akibat penyakit parkinson, dan demensia sekunder akibat obat atau penyakit infeksi.

Gejala Demensia

Gejala awal demensia ditandai oleh mudah lupa. Mudah lupa ini ada yang bersifat wajar (beniga) dan bersifat maligna atau mudah lupa yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala lupa beniga yang sering dikeluhkan adalah lupa nama, lupa janji, lupa menaruh benda, lupa nama peristiwa dan sebagainya. Pada kondisi ini aktivitas sehari-hari masih dapat dilakukan dengan baik.

Tapi jika sudah masuk mudah lupa maligna maka kondisi mudah lupanya semakin menjadi-jadi. Keluhan tidak hanya disampaikan oleh pasien, namun juga oleh banyak orang di sekitarnya.

Aktivitas rutin harian masih normal, tetapi ada gangguan dalam aktivitas yang kompleks misalnya berbelanja. Sayangnya, kondisi ini masih sering dianggap wajar dan orang sering mengatakan, 'bila sudah tua, ya wajar mudah lupa', padahal anggapan itu tidak tepat. Bila ditemukan pada tahap yang dini, demensia dapat diperlambat.

Bila penyakit berlanjut, maka akan muncul gejala demensia. Gejala yang umum dijumpai adalah gangguan memori dan ketidakmampuan mempertahankan informasi yang baru.

Memori yang terganggu pada umumnya adalah memori jangka pendek. Pada tahap ini pasien seringkali menunjukkan gangguan perilaku, mudah curiga, marah-marah, sering berbohong dan perilaku lain yang tidak wajar. Aktivitas harian pun mulai terganggu.

Pada tahap yang lebih lanjut sering dijumpai gangguan tidur malam hari, kesulitan menemukan kata-kata, dan kehilangan kontrol atas buang air kecil dan buang air besar. Pada tahap akhir penyakit, pasien lebih banyak di tempat tidur dan sepenuhnya tergantung pada bantuan orang lain.

Cara Mencegah

Seperti dilansir helpguide.org, sering panik, makan terburu-buru, gampang stres adalah awal yang memicu penurunan kemampuan otak.

Meski kasus kepikunan lebih banyak ditemui pada usia 40 hingga 50-an tahun, namun para ahli percaya terjadinya perubahan yang drastis di otak adalah saat orang berada dalam puncak hidupnya mulai usia 20-an tahun.

Hingga kini tidak ada ramuan ajaib atau formula rahasia yang bisa mencegah kepikunan selain membangun kebugaran fisik dan otak.

Beberapa cara untuk mencegah pikun adalah:
  1. Berolahraga, dengan berolahraga meningkatkan jumlah oksigen di otak
  2. Makan makanan yang sehat untuk tubuh dan otak
  3. Selalu aktif berpikir dengan cara membaca, menulis, melukis atau kegiatan berpikir lainnya
  4. Tidur teratur dan cukup
  5. Melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius . Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi . [11] Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi . Setelah Bulan , planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan magnitudo tampak Sebesar −4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan. [12] Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja. Venus adalah planet kebumian dan kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip (Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi). Namun, dalam hal lain planet ini sangat berbeda dari Bumi. Planet ini memiliki atmosfer terpadat di antara empat planet kebumian

Oksigen yang Banyak di Dalam Tubuh Bisa Kurangi Berat Badan

Vera Farah Bararah - detikHealth (Foto: thinkstock) Jakarta, Bernapas adalah salah satu komponen kunci dari pembakaran lemak. Semakin banyak oksigen di dalam tubuh maka semakin banyak lemak yang bisa dibakar. Bagaimana prosesnya? Asal tahu saja, rantai panjang lemak terdiri dari oksigen, karbon dan hidrogen. Lemak ini dapat membantu mensintesis hormon, menjaga kulit tetap sehat , melindungi organ tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan meningkatkan fungsi sel yang sehat. Tapi jika jumlahnya berlebih, maka lemak ini bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu pada seseorang. Lemak yang berasal dari makanan akan dipecah oleh sistem pencernaan menjadi struktur kecil-kecil sehingga bisa masuk ke dalam sel. Struktur dari lemak ini akan mengalami proses kimia, proses ini bisa bekerja dengan baik jika memiliki kadar osigen yang cukup. Jika kadar oksigennya kurang, maka proses pembakaran lemak ini akan berhenti. Bisakah latihan pernapasan membantu mengurangi jumlah lema

Gemuk Bisa Ditularkan oleh Virus

Merry Wahyuningsih - detikHealth (Foto: thinkstock) San Diego, Obesitas atau kegemukan selalu dikaitkan dengan faktor genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor lingkungan lain. Tapi baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa obesitas disebabkan oleh virus yang dapat menular. Ilmuwan menemukan bahwa 'ledakan' obesitas khususnya di dunia Barat selama 30 tahun terakhir ini salah satunya disebabkan oleh virus yang dapat menular layaknya penyakit infeksi. Penelitian telah menemukan bukti baru untuk penyakit yang disebut infectobesity , yaitu obesitas yang ditularkan dari orang ke orang seperti infeksi. Virus yang bertanggungjawab pada obesitas ini adalah strain dari adenovirus, versi yang juga menyebabkan flu biasa. Virus ini sudah diberi label 'virus gemuk'. Ada lebih dari 50 strain a denovirus yang diketahui menginfeksi manusia. Tetapi virus yang dikaitkan dengan obesitas pada manusia hanya satu, yaitu adenovirus 36. Ilmuwan di University of Californi