Langsung ke konten utama

Cuaca Bisa Mempengaruhi Suasana Hati

Vera Farah Bararah - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Cuaca hujan atau panas ternyata tidak hanya mempengaruhi suhu tubuh seseorang, tapi juga bisa mempengaruhi suasana hati (mood). Kenapa bisa begitu?

Sejak awal tahun 1970-an, peneliti telah berusaha menjelaskan tentang hubungan antara cuaca dan juga temperamen seseorang.

Diduga suasana hati yang depresi serta kurang bertenaga diakibatkan oleh tingkat kelembaban yang tinggi dan paparan sinar matahari yang terbatas. Semangat seseorang cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya paparan sinar matahari dan juga tekanan barometrik yang lebih tinggi.

Pada bulan Oktober 2007, sekelompok peneliti Eropa meneliti dampak suhu yang berbeda setiap harinya terhadap enam faktor cuaca yaitu angin, sinar matahari, curah hujan, tekanan udara dan panjangnya hari terhadap 1.200 partisipan dari Jerman.

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah cuaca yang baik memberikan sedikit efek positif terhadap suasana hati seseorang. Sedangkan cuaca dingin, berangin dan hari yang gelap hanya memiliki sedikit efek negatif terhadap suasana hati, namun akan membuat seseorang merasa lelah dan lesu.

Berdasarkan subyek yang tercatat di dalam jurnal laporannya, para peneliti menentukan bahwa setiap orang memiliki kepekaan atau sensitivitas yang berbeda terhadap perubahan cuaca harian. Namun cuaca yang ada bisa mempengaruhi suasana hati seseorang.

Seseorang mungkin cenderung memiliki suasana hati yang tidak baik jika cuacanya gelap atau dingin. Kecenderungan ini biasanya didasarkan pada Seasonal Affective Disorder (SAD).

"Seseorang harus dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk memperkuat sistem otak yang mengatur perubahan suasana hati, karena setiap orang memiliki tanggung jawab tersendiri terhadap perasaannya," ujar Dr Ani Kalayjian, Ed.D, R.N, seorang profesor psikologi dari Fordham University di New York, seperti dikutip dari Health.MSN, Senin (6/9/2010).

Dr Kalayjian menuturkan banyak hal yang bisa dilakukan misalnya dengan mendengarkan musik, membaca novel favorit, melihat gambar atau tempat berlibur yang hangat, olahraga secara teratur dan juga menerapkan manajemen stres.

"Perasaan adalah sesuatu yang bersifat sementara, sehingga kita dapat mengubahnya menjadi lebih positif. Seseorang mungkin tidak bisa mendapatkan sinar matahari jika cuacanya sedang mendung, tapi ia bisa memberdayakan dirinya sendiri untuk melawan suasana hati yang negatif," ungkapnya.

Ketika cuaca sedang mendung, maka mata akan mendeteksi kegelapan dan kelenjar kecil di otak (disebut pineal) akan mengeluarkan melatonin yaitu hormon yang dikeluarkan dalam siklus tidur.

Karenanya jika cuaca sedang cerah, cobalah untuk pergi keluar ruangan dan berada di bawah sinar matahari. Hal ini bisa membantu mengisi ulang energi tubuh (hormon serotonin) dan meningkatkan suasana hati yang baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius . Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi . [11] Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi . Setelah Bulan , planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan magnitudo tampak Sebesar −4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan. [12] Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja. Venus adalah planet kebumian dan kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip (Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi). Namun, dalam hal lain planet ini sangat berbeda dari Bumi. Planet ini memiliki atmosfer terpadat di antara empat planet kebumian

Oksigen yang Banyak di Dalam Tubuh Bisa Kurangi Berat Badan

Vera Farah Bararah - detikHealth (Foto: thinkstock) Jakarta, Bernapas adalah salah satu komponen kunci dari pembakaran lemak. Semakin banyak oksigen di dalam tubuh maka semakin banyak lemak yang bisa dibakar. Bagaimana prosesnya? Asal tahu saja, rantai panjang lemak terdiri dari oksigen, karbon dan hidrogen. Lemak ini dapat membantu mensintesis hormon, menjaga kulit tetap sehat , melindungi organ tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan meningkatkan fungsi sel yang sehat. Tapi jika jumlahnya berlebih, maka lemak ini bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu pada seseorang. Lemak yang berasal dari makanan akan dipecah oleh sistem pencernaan menjadi struktur kecil-kecil sehingga bisa masuk ke dalam sel. Struktur dari lemak ini akan mengalami proses kimia, proses ini bisa bekerja dengan baik jika memiliki kadar osigen yang cukup. Jika kadar oksigennya kurang, maka proses pembakaran lemak ini akan berhenti. Bisakah latihan pernapasan membantu mengurangi jumlah lema

Gemuk Bisa Ditularkan oleh Virus

Merry Wahyuningsih - detikHealth (Foto: thinkstock) San Diego, Obesitas atau kegemukan selalu dikaitkan dengan faktor genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor lingkungan lain. Tapi baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa obesitas disebabkan oleh virus yang dapat menular. Ilmuwan menemukan bahwa 'ledakan' obesitas khususnya di dunia Barat selama 30 tahun terakhir ini salah satunya disebabkan oleh virus yang dapat menular layaknya penyakit infeksi. Penelitian telah menemukan bukti baru untuk penyakit yang disebut infectobesity , yaitu obesitas yang ditularkan dari orang ke orang seperti infeksi. Virus yang bertanggungjawab pada obesitas ini adalah strain dari adenovirus, versi yang juga menyebabkan flu biasa. Virus ini sudah diberi label 'virus gemuk'. Ada lebih dari 50 strain a denovirus yang diketahui menginfeksi manusia. Tetapi virus yang dikaitkan dengan obesitas pada manusia hanya satu, yaitu adenovirus 36. Ilmuwan di University of Californi