Langsung ke konten utama

6 Penyakit Umum di Tahun Pertama Kehidupan Bayi

Vera Farah Bararah - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Seorang bayi sangat mungkin mengalami satu atau lebih penyakit selama tahun pertama kehidupannya. Hal ini karena bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang optimal, sehingga rentan terkena penyakit.

Dikutip dari Babycenter, Jumat (27/8/2010) ada 6 penyakit yang sering menimpa bayi di bawah usia satu tahun, yaitu:

Konstipasi (sembelit)
Sembelit adalah suatu kondisi yang sangat umum terjadi dan kemungkinan mempengaruhi sekitar 30 persen anak-anak di usia tertentu. Biasanya bayi belum memiliki jadwal normal untuk buang air besar. Bisa saja bayi BAB setiap setelah makan, harus menunggu satu hari atau bahkan lebih dari sehari. Pola ini tergantung dari apa yang bayi makan, seberapa aktif bayi tersebut dan seberapa cepat ia mencerna makanan. Tapi nantinya orangtua akan bisa menemukan pola BAB bayinya.

Salah satu petunjuk yang menunjukkan bahwa bayi mengalami sembelit adalah frekuensi BAB-nya kurang dari biasanya, terutama jika sudah lebih dari 1-3 hari sehingga membuat ia merasa tidak nyaman. Selain itu feses yang keras atau kering juga merupakan salah satu gejala sembelit.

Batuk dan pilek
Hampir dipastikan semua bayi pasti pernah mengalami kondisi ini selama tahun pertamanya. Diperkirakan ada ratusan virus yang bisa menyebabkan pilek, dan bayi pada umumnya memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang. Selain itu bayi seringkali memasukkan tangan atau benda lain ke dalam mulut yang membuat mikroorganisme bisa masuk ke dalam tubuh bayi.

Pada umumnya bayi akan lebih sering mengalami batuk dan pilek pada musim dingin atau menghabiskan waktu lebih banyak di dalam ruangan, karena ruangan membuat virus mudah menyebar dari satu orang ke orang lain. Rata-rata orang dewasa menderita pilek 2-4 kali dalam setahun, tapi anak-anak mendapatkan rata-rata 6-10 kali setahun.

Bayi yang mengalami pilek akan disertai dengan hidung meler, sulit bernapas, bersin, demam rendah atau batuk. Jika ia sudah sampai sulit bernapas, maka biasanya bayi akan lebih rewel karena merasa tidak nyaman. Jika kondisi ini lebih dari 10 hari, sebaiknya periksakan bayi ke dokter untuk mengetahui penyabab pastinya.

Ruam popok
Diperkirakan hampir semua bayi yang menggunakan popok akan mengalami ruam popok pada tahap tertentu, sekitar 1 dari 4 bayi mengalami ruam popok dalam usia empat minggu pertamanya. Ruam popok bisa terjadi jika bayi terlalu lama menggunakan popok kotor atau bayi memiliki kulit yang sensitif. Kondisi ini akan ditandai dengan kulit yang merah, kasar dan terasa sakit.

Hal ini disebabkan popok tidak bisa menyerap semua urin yang dikeluarkan oleh bayi, karenanya urin yang bercampur dengan bakteri dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan ruam popok.

Diare
Diare cenderung terjadi pada bayi jika frekuensi BAB-nya menjadi lebih sering, mudah mengeluarkan kotoran dan juga fesesnya lebih encer (berair). Diare dapat berlangsung selama beberapa hari dan kadang disertai dengan nyeri kram. Sebagian besar kasus diare pada bayi disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Diare yang disebabkan oleh infeksi virus dapat disertai dengan muntah-muntah, sakit perut, demam, menggigil dan timbul rasa sakit. Sedangkan diare akibat infeksi bakteri disertai dengan kram, darah pada feses, demam dna mungkin muntah. Tapi diare juga bisa disebabkan oleh alergi makanan dan reaksi obat antibiotik.

Infeksi telinga
Secara fisik bayi memang cenderung mudah terkena infeksi telinga. Hal ini dipengaruhi oleh ruang kecil di belakang gendang telinga yang terhubung ke bagian belakang tenggorokan oleh saluran kecil yang disebut tabung Eustachio. Segala sesuatu yang bisa mengganggu fungsi dari tabung ini seperti pilek atau alergi dapat meningkatkan risiko alergi. Hal ini karena tabung Eustachian pada bayi cukup rata.

Gejala bayi yang mengalami infeksi telinga seperti adanya perubahan mendadak dalam hal perilaku (menangis dan mudah tersinggung), bayi sering menarik atau menggosokkan telinganya, demam, merasa sakit, muntah dan kadang-kadang disertai diare.

Muntah
Bayi biasanya akan lebih sering muntah jika diperkenalkan pada beberapa makanan baru atau terlalu banyak makan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah alergi, menelan sesuatu yang beracun, terlalu kuat saat batuk atau menangis.

Pada umumnya muntah yang terjadi pada bayi tidak berbahaya, selama kondisi tersebut tidak bersifat persisten. Jika terus menerus muntah bisa jadi sebagai tanda penyakit seperti gastroenteritis, infeksi saluran kemih, infeksi telinga atau sesuatu yang serius lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius . Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi . [11] Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi . Setelah Bulan , planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan magnitudo tampak Sebesar −4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan. [12] Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja. Venus adalah planet kebumian dan kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip (Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi). Namun, dalam hal lain planet ini sangat berbeda dari Bumi. Planet ini memiliki atmosfer terpadat di antara empat planet kebumian

Gemuk Bisa Ditularkan oleh Virus

Merry Wahyuningsih - detikHealth (Foto: thinkstock) San Diego, Obesitas atau kegemukan selalu dikaitkan dengan faktor genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor lingkungan lain. Tapi baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa obesitas disebabkan oleh virus yang dapat menular. Ilmuwan menemukan bahwa 'ledakan' obesitas khususnya di dunia Barat selama 30 tahun terakhir ini salah satunya disebabkan oleh virus yang dapat menular layaknya penyakit infeksi. Penelitian telah menemukan bukti baru untuk penyakit yang disebut infectobesity , yaitu obesitas yang ditularkan dari orang ke orang seperti infeksi. Virus yang bertanggungjawab pada obesitas ini adalah strain dari adenovirus, versi yang juga menyebabkan flu biasa. Virus ini sudah diberi label 'virus gemuk'. Ada lebih dari 50 strain a denovirus yang diketahui menginfeksi manusia. Tetapi virus yang dikaitkan dengan obesitas pada manusia hanya satu, yaitu adenovirus 36. Ilmuwan di University of Californi

Oksigen yang Banyak di Dalam Tubuh Bisa Kurangi Berat Badan

Vera Farah Bararah - detikHealth (Foto: thinkstock) Jakarta, Bernapas adalah salah satu komponen kunci dari pembakaran lemak. Semakin banyak oksigen di dalam tubuh maka semakin banyak lemak yang bisa dibakar. Bagaimana prosesnya? Asal tahu saja, rantai panjang lemak terdiri dari oksigen, karbon dan hidrogen. Lemak ini dapat membantu mensintesis hormon, menjaga kulit tetap sehat , melindungi organ tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan meningkatkan fungsi sel yang sehat. Tapi jika jumlahnya berlebih, maka lemak ini bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu pada seseorang. Lemak yang berasal dari makanan akan dipecah oleh sistem pencernaan menjadi struktur kecil-kecil sehingga bisa masuk ke dalam sel. Struktur dari lemak ini akan mengalami proses kimia, proses ini bisa bekerja dengan baik jika memiliki kadar osigen yang cukup. Jika kadar oksigennya kurang, maka proses pembakaran lemak ini akan berhenti. Bisakah latihan pernapasan membantu mengurangi jumlah lema