Langsung ke konten utama

KESEHATAN

6 Bulan Waktu Tidur Hilang dalam 2 Tahun Pertama Urus Anak

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

img
Ilustrasi (foto: getty images)
London, Mengurus bayi adalah pengalaman yang sangat berkesan, sebanding dengan banyaknya hal yang harus dikorbankan. Tak sedikit waktu tidur yang terampas demi menjadi orang tua siaga bagi si buah hati.

Mendengar jerit tangis di waktu-waktu yang tak terduga menjadi menu sehari-hari bagi orang tua yang baru memiliki anak kecil. Tak peduli malam sudah larut, orang tua akan selalu terjaga bila mendengar bayinya menangis karena haus atau popoknya basah.

Padahal dalam semalam manusia setidaknya butuh waktu sekitar 5 jam untuk tidur nyenyak tanpa gangguan. Beberapa orang bahkan membutuhkan waktu tidur 8 jam tiap hari untuk menjaga kondisi tetap bugar.

Dampaknya bagi keharmonisan rumah tangga ternyata bisa sangat serius jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Kurangnya waktu istirahat pada pasangan suami istri dapat memicu gangguan suasana hati (mood disorder), depresi, pertengkaran atau bahkan yang paling ekstrem dapat berujung pada perceraian.

Dikutip dari Telegraph, Minggu (25/7/2010), kehadiran seorang bayi menyebabkan para orang tua di Inggris kehilangan sebagian waktu tidurnya. Hal ini terungkap dalam sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini oleh Silentnight beds.

Hampir 2/3 atau 64 persen orang tua yang memiliki bayi di bawah usia 2 tahun hanya tidur selama 3 hingga 3,25 jam dalam semalam. Durasi ini hanya memenuhi 75 persen kebutuhan minimal untuk tidur.

Sebagian lainnya bahkan lebih parah, karena hanya tidur selama 2,5 jam dalam semalam. Orang tua yang sangat tidak beruntung ini jumlahnya mencapai 12 persen dari hampir 1.000 responden yang terlibat.

Jika dikalkulasikan dengan rata-rata waktu tidur siang, maka waktu tidur yang terbuang dalam 2 tahun pertama mengurus anak sangat banyak yakni mencapai 6 bulan. Bisa dibayangkan, betapa besar kasih sayang dan pengorbanan orang tua bagi anaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius . Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi . [11] Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi . Setelah Bulan , planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan magnitudo tampak Sebesar −4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan. [12] Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja. Venus adalah planet kebumian dan kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip (Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi). Namun, dalam hal lain planet ini sangat berbeda dari Bumi. Planet ini memiliki atmosfer terpadat di antara empat planet kebumian

Oksigen yang Banyak di Dalam Tubuh Bisa Kurangi Berat Badan

Vera Farah Bararah - detikHealth (Foto: thinkstock) Jakarta, Bernapas adalah salah satu komponen kunci dari pembakaran lemak. Semakin banyak oksigen di dalam tubuh maka semakin banyak lemak yang bisa dibakar. Bagaimana prosesnya? Asal tahu saja, rantai panjang lemak terdiri dari oksigen, karbon dan hidrogen. Lemak ini dapat membantu mensintesis hormon, menjaga kulit tetap sehat , melindungi organ tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan meningkatkan fungsi sel yang sehat. Tapi jika jumlahnya berlebih, maka lemak ini bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu pada seseorang. Lemak yang berasal dari makanan akan dipecah oleh sistem pencernaan menjadi struktur kecil-kecil sehingga bisa masuk ke dalam sel. Struktur dari lemak ini akan mengalami proses kimia, proses ini bisa bekerja dengan baik jika memiliki kadar osigen yang cukup. Jika kadar oksigennya kurang, maka proses pembakaran lemak ini akan berhenti. Bisakah latihan pernapasan membantu mengurangi jumlah lema

Gemuk Bisa Ditularkan oleh Virus

Merry Wahyuningsih - detikHealth (Foto: thinkstock) San Diego, Obesitas atau kegemukan selalu dikaitkan dengan faktor genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor lingkungan lain. Tapi baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa obesitas disebabkan oleh virus yang dapat menular. Ilmuwan menemukan bahwa 'ledakan' obesitas khususnya di dunia Barat selama 30 tahun terakhir ini salah satunya disebabkan oleh virus yang dapat menular layaknya penyakit infeksi. Penelitian telah menemukan bukti baru untuk penyakit yang disebut infectobesity , yaitu obesitas yang ditularkan dari orang ke orang seperti infeksi. Virus yang bertanggungjawab pada obesitas ini adalah strain dari adenovirus, versi yang juga menyebabkan flu biasa. Virus ini sudah diberi label 'virus gemuk'. Ada lebih dari 50 strain a denovirus yang diketahui menginfeksi manusia. Tetapi virus yang dikaitkan dengan obesitas pada manusia hanya satu, yaitu adenovirus 36. Ilmuwan di University of Californi