Langsung ke konten utama

KESEHATAN

Tips Bermain Layang-layang yang Sehat dan Aman

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

img
Kreasi layangan di JIKF (detikHealth)
Jakarta, Memasuki musim kemarau, pasti banyak orang memainkan layang-layang. Permainan ini sebenarnya menyehatkan, tetapi kadang bisa berbahaya jika tidak memperhatikan faktor kesehatan.

Bahaya paling umum adalah ancaman terik matahari, yang bisa membakar kulit saat bermain layang-layang. Sedangkan yang lebih ekstrem antara lain terkilir atau bahkan patah tulang, yang sering terjadi pada pemain layang-layang profesional.

Cara mengantisipasi berbagai risiko tersebut sebenarnya cukup mudah. Saat ditemui detikHealth dalam Jakarta International Kite Festival 2010 di Ancol, Jakarta, Sabtu malam (24/7/2010), sejumlah pelayang (pemain layang-layang) menyampaikan beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum menaikkan layang-layang.

Tabir Surya dan Kaca Mata Hitam
Seperti disebutkan di awal, sengatan sinar matahari adalah ancaman paling umum saat bermain layang-layang. Pada wajah dan permukaan tubuh lainnya, hal ini bisa menyebabkan kulit terbakar (sunburn) sementara pada mata bisa memicu gangguan penglihatan akibat menatap langit yang terlalu silau.

Seorang pelayang asal Jakarta, Syarif Maulana mengaku tidak pernah menggunakan tabir surya karena sudah terbiasa. Namun bagi yang menghabiskan waktu berjam-jam di bawah terik matahari dan merasa butuh tabir surya, ia menyarankan untuk menggunakan produk dengan kandungan SPF minimal 70.

"Kalau kurang dari 70, sama saja tidak pakai karena efeknya hanya sebentar sehingga tidak cukup melindungi. Selain itu, sebaiknya jangan pernah berlama-lama menatap langit cerah tanpa sunglass (kaca mata hitam)," saran Syarif yang kini telah berusia 55 tahun.

Sarung Tangan
Bagi penggemar layang-layang aduan, istilah "benang gelasan" tentunya sudah tidak asing lagi. Tali yang telah dilapisi gerusan kaca ini cukup tajam untuk memutuskan tali layang-layang milik lawan, namun sekaligus dapat melukai tangan pemain yang memegangnya.

Jenis tali lain yang sering menyebabkan tangan tergores adalah dacron, tali berbahan campuran polyester yang banyak digunakan oleh pelayang profesional. Para pelayang menggunakan tali yang tajam ini bukan karena ingin memutuskan tali lawan, melainkan karena memang bahannya sangat kuat.

"Tangan cedera karena tergores tali sering saya alami. Karena itu saya selalu pakai sarung tangan jika menggunakan jenis tali yang tajam seperti dacron," kata Kevin Sanders, pengusaha sekaligus pelayang profesional asal Australia.

Cukup Makan
Seringan apapun, proses menaikkan layang-layang pasti melibatkan aktivitas fisik yang membutuhkan energi. Dengan alasan itulah, sebaiknya jangan pernah menyepelekan kebutuhan kalori saat bermain layang-layang baik pada siang maupun malam hari.

"Baik siang maupun malam, risiko masuk angin pasti ada karena aktivitasnya berlangsung di luar ruangan. Karena itu, pastikan perut tidak kosong," kata Syarif, yang merupakan salah satu pelopor night flying di Indonesia.

Night flying adalah jenis permainan layang-layang yang dilakukan pada malam hari. Cukup menarik karena menggunakan aksesori lampu berwarna-warni, dan bebas risiko kulit terbakar matahari meski digantikan dengan risiko lain yakni masuk angin.

Faktor Alam
Parafoil merupakan jenis layang-layang ekstrem yang dimainkan dengan papan seluncur (buggy) untuk tujuan olahraga. Butuh ketrampilan khusus, mengingat sejumlah pelayang profesional pernah terseret oleh layang-layang tersebut gara-gara salah memperhitungkan kekuatan angin.

"Saya menyaksikannya sendiri dalam sebuah festival layang-layang. Seorang peserta terangkat 10 kaki (3 meter) lalu terpelanting hingga patah tulang. Sungguh mengerikan," ungkap Wolfgank Bieck, pelayang profesional sekaligus pakar fotografi udara asal Jerman.

Cuaca buruk juga harus diperhitungkan, terutama jika langit mulai tampak berawan atau mendung. Untuk menghindari sambaran petir, sebaiknya layang-layang segera diturunkan meskipun belum turun hujan.

"Tali berbahan kevlar yang sering dipakai untuk menerbangkan parafoil, paling mudah menghantarkan listrik. Tapi apapun jenis talinya, sebaiknya layang-layang segera diturunkan jika langit mendung karena langit pasti mengandung muatan listrik," tegas Wolfgank yang selalu tampak serius saat memegang layang-layang.(up/ir)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius . Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi . [11] Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi . Setelah Bulan , planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan magnitudo tampak Sebesar −4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan. [12] Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja. Venus adalah planet kebumian dan kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip (Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi). Namun, dalam hal lain planet ini sangat berbeda dari Bumi. Planet ini memiliki atmosfer terpadat di antara empat planet kebumian

Oksigen yang Banyak di Dalam Tubuh Bisa Kurangi Berat Badan

Vera Farah Bararah - detikHealth (Foto: thinkstock) Jakarta, Bernapas adalah salah satu komponen kunci dari pembakaran lemak. Semakin banyak oksigen di dalam tubuh maka semakin banyak lemak yang bisa dibakar. Bagaimana prosesnya? Asal tahu saja, rantai panjang lemak terdiri dari oksigen, karbon dan hidrogen. Lemak ini dapat membantu mensintesis hormon, menjaga kulit tetap sehat , melindungi organ tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan meningkatkan fungsi sel yang sehat. Tapi jika jumlahnya berlebih, maka lemak ini bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu pada seseorang. Lemak yang berasal dari makanan akan dipecah oleh sistem pencernaan menjadi struktur kecil-kecil sehingga bisa masuk ke dalam sel. Struktur dari lemak ini akan mengalami proses kimia, proses ini bisa bekerja dengan baik jika memiliki kadar osigen yang cukup. Jika kadar oksigennya kurang, maka proses pembakaran lemak ini akan berhenti. Bisakah latihan pernapasan membantu mengurangi jumlah lema

Gemuk Bisa Ditularkan oleh Virus

Merry Wahyuningsih - detikHealth (Foto: thinkstock) San Diego, Obesitas atau kegemukan selalu dikaitkan dengan faktor genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor lingkungan lain. Tapi baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa obesitas disebabkan oleh virus yang dapat menular. Ilmuwan menemukan bahwa 'ledakan' obesitas khususnya di dunia Barat selama 30 tahun terakhir ini salah satunya disebabkan oleh virus yang dapat menular layaknya penyakit infeksi. Penelitian telah menemukan bukti baru untuk penyakit yang disebut infectobesity , yaitu obesitas yang ditularkan dari orang ke orang seperti infeksi. Virus yang bertanggungjawab pada obesitas ini adalah strain dari adenovirus, versi yang juga menyebabkan flu biasa. Virus ini sudah diberi label 'virus gemuk'. Ada lebih dari 50 strain a denovirus yang diketahui menginfeksi manusia. Tetapi virus yang dikaitkan dengan obesitas pada manusia hanya satu, yaitu adenovirus 36. Ilmuwan di University of Californi