Langsung ke konten utama

Melawan Naiknya Timbangan

KOMPAS.com— Seiring dengan bertambahnya usia, pinggang melar adalah momok tersendiri. Alhasil kita pun menjauhkan diri dari timbangan dan ritual membeli baju pun menjadi aktivitas yang tidak menyenangkan.

Menurut Pamela Peeke, MD, MPH, penulis buku Fight Fat After Forty, kenaikan berat badan di usia 40 tahun ke atas adalah hal yang wajar. Sebab, perubahan hormon membuat lemak sangat mudah menumpuk di dalam tubuh. Namun, sebenarnya perubahan hormon hanya membuat tubuh kita naik 1-2,5 kg. “Yang membuat timbangan terus naik adalah gaya hidup kita yang tidak sehat dan jarang berolahraga.”

Lalu apa yang dapat kita lakukan? “Pegang 3 kunci ini, pikiran, mulut, dan otot,” Peeke menjawab dengan antusias.

Gunakan pikiran untuk mengendalikan stres yang muncul. Perubahan hormon juga berpengaruh kepada kestabilan emosi kita. Setelah itu, Peeke menambahkan, pilihlah ukuran, kualitas, serta frekuensi makan yang kaya nutrisi. “Ketika kita berbicara mengenai kecukupan gizi untuk usia lanjut, maka menu makan harus lebih banyak terdiri gandum, buah, sayuran, plus protein,” paparnya seraya menyebutkan, kita juga harus ingat kebutuhan kalori dalam sehari.

Kita yang berusia 40-50 tahun membutuhkan 1.500-1.600 kalori dalam sehari jika kita melakukan olahraga. Sedangkan untuk laki-laki lanjut usia, kalori yang dibutuhkan dalam sehari adalah 1.800-2.000.

Agar lemak tidak menumpuk dengan bebas, Peeke meminta kita untuk melakukan olahraga. Aktivitas fisik ini tidak hanya menyusutkan lemak dalam tubuh, tetapi juga menguatkan tulang-tulang kita. Idealnya, persentase lemak dalam tubuh untuk perempuan lanjut usia adalah 22-27 persen. Sedangkan untuk laki-laki adalah 18-25 persen dari kebutuhan kalori dalam sehari.

Adapun untuk aturan makan, Peeke membolehkan kita untuk makan setiap 3 atau 4 jam sekali. Dengan begitu, kita tidak akan terlalu makan berlebihan karena menahan lapar terlalu lama. “Tapi ingat, jangan makan terlalu malam. Sebab, semakin malam kita makan maka tubuh semakin memiliki waktu yang sempit untuk mengolahnya menjadi energi.” (Prevention-online/Siagian Priska)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius . Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi . [11] Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi . Setelah Bulan , planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan magnitudo tampak Sebesar −4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan. [12] Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja. Venus adalah planet kebumian dan kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip (Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi). Namun, dalam hal lain planet ini sangat berbeda dari Bumi. Planet ini memiliki atmosfer terpadat di antara empat planet kebumian

Oksigen yang Banyak di Dalam Tubuh Bisa Kurangi Berat Badan

Vera Farah Bararah - detikHealth (Foto: thinkstock) Jakarta, Bernapas adalah salah satu komponen kunci dari pembakaran lemak. Semakin banyak oksigen di dalam tubuh maka semakin banyak lemak yang bisa dibakar. Bagaimana prosesnya? Asal tahu saja, rantai panjang lemak terdiri dari oksigen, karbon dan hidrogen. Lemak ini dapat membantu mensintesis hormon, menjaga kulit tetap sehat , melindungi organ tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan meningkatkan fungsi sel yang sehat. Tapi jika jumlahnya berlebih, maka lemak ini bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu pada seseorang. Lemak yang berasal dari makanan akan dipecah oleh sistem pencernaan menjadi struktur kecil-kecil sehingga bisa masuk ke dalam sel. Struktur dari lemak ini akan mengalami proses kimia, proses ini bisa bekerja dengan baik jika memiliki kadar osigen yang cukup. Jika kadar oksigennya kurang, maka proses pembakaran lemak ini akan berhenti. Bisakah latihan pernapasan membantu mengurangi jumlah lema

Gemuk Bisa Ditularkan oleh Virus

Merry Wahyuningsih - detikHealth (Foto: thinkstock) San Diego, Obesitas atau kegemukan selalu dikaitkan dengan faktor genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor lingkungan lain. Tapi baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa obesitas disebabkan oleh virus yang dapat menular. Ilmuwan menemukan bahwa 'ledakan' obesitas khususnya di dunia Barat selama 30 tahun terakhir ini salah satunya disebabkan oleh virus yang dapat menular layaknya penyakit infeksi. Penelitian telah menemukan bukti baru untuk penyakit yang disebut infectobesity , yaitu obesitas yang ditularkan dari orang ke orang seperti infeksi. Virus yang bertanggungjawab pada obesitas ini adalah strain dari adenovirus, versi yang juga menyebabkan flu biasa. Virus ini sudah diberi label 'virus gemuk'. Ada lebih dari 50 strain a denovirus yang diketahui menginfeksi manusia. Tetapi virus yang dikaitkan dengan obesitas pada manusia hanya satu, yaitu adenovirus 36. Ilmuwan di University of Californi